Kamis, 18 Februari 2016

Review Buku "The Time Keeper"



Halo, para pembaca setia writer's journal! Apakabar? Semoga selalu bahagia.
Kali ini writer's journal akan me-review novel karangan Mitch Albom yang berjudul "The Time Keeper". Sebelum kita bahas lebih lanjut, kalian sudah kenal dengan Mitch Albom? Baiklah kita kenalkan dulu siapa itu Mitch Albom. Mitch Albom adalah seorang penulis yang berasal dari New Jersey, Amerika Serikat. Dia adalah penulis besar yang melahirkan buku-buku dan novel best seller di Amerika maupun dunia. Karyanya antara lain adalah Tuesday With Morrie, Five People You Meet in Heaven, The Time Keeper dan masih banyak lagi.


Mitch Albom
Ilustrasi Menara Babel
Nah, Kali ini writer's journal akan membahas novel karangannya yang diterbitkan tahun 2012 lalu, yaitu "The Time Keeper".
Novel ini diberi aliran oleh Mitch Albom sebagai novel fabel tentang manusia. Dalam novel ini awalnya diceritakan seorang tokoh utama yang hidup sebagai pemuda bernama Dor. Dia hidup di masa kuno, beratus tahun sebelum masehi. Dor sejak kecil gemar menghitung segala hal, padahal pada jaman itu belum dikenal sistem penghitungan konkrit. Dengan bahasanya sendiri, Dor menghitung setiap kejadian yang dialaminya, jika diterjemahkan ke dalam bahasa sekarang sama seperti menghitung "satu, dua, tiga..." dan seterusnya. Dia menghitung nafasnya menghitung batu kerikil yang ada di sekelilingnya dan semua hal yang ditemuinya. Hingga saat usianya menginjak remaja, Dor membuat alat dari mangkuk yang dilubangi dan diisi pasir sebagai alat penghitung. Jika dibayangkan di jaman sekarang mungkin itu funsinya sebagai jam pasir. Dor mempunyai dua teman akrab sejak kecil, Alli gadis yang cantik dan Nim Anak laki-laki berbadan besar. Setelah Dewasa, Dor menikah dengan Alli, sementara Nim tidak diketahui sebabnya tetapi dia sudah menjadi raja yang ditakuti di kawasan tersebut. Pada Suatu Hari Nim meminta bantuan Dor untuk ikut membangun sebuah menara di kerajaannya. Menara yang akan dibangun untuk menembus lagit dan melawan Tuhan. Permintaan Nim ditolak oleh Dor sehingga mengakibatkan Dor diusir dan diasingkan di bukit. Dor dan Nim meninggalkan anaknya bersama orang tua Dor dan berpindah ke bukit. Pada suatu malam datang seorang suami istri tak dikenal yang sepertinya mengidap suatu penyakit. karena merasa kasihan terhadap suami istri tersebut, Alli memberikan makanan dan memeluk salah seorang yang terkena penyakit menular tersebut. Dor awaalnya khawatir jika Nim tertular penyakit. Hingga selang beberapa saat kekhawatiran Dor menjadi kenyataan. Nim demam tinggi dan tidak bisa bergerak, Dor merasa marah kepada Tuhan. Dor yang selama ini tidak pernah berdoa, murka terhadap Tuhan yang memberikan cobaan terus menerus. Hingga Dor gelap mata dan berlalri ke arah menara yang sedang dibangun Nim, memanjatnya, dan ingin murka terhadap Tuhan dan mengancam Tuhan agar menghentikan waktu supaya Dor dapat menyelmatkan Alli. Tetapi kejadiannya begitu cepat, menara itu seperti runtuh dan Dor hilang kesadaran. Setelah sadar, Dor tidak tahu dimana dirinya. Seperti di dalam goa yang gelap dan banyak suara keluhan manusia yang menghujat waktu. Disitu datanglah pria tak dikenal menghampiri Dor dan bercerita jika Dor telah dihukum. Dihukum karena Dor sendiri yang berhasil menemukan hitungan waktu, tetapi dia juga agar waktu dihentikan. Dor dapat bebas dari hukuman tersebut tetapi dengan sebuah syarat. Dor harus menemukan dua orang yang bertolak belakang pemikirannya di masa depan (masa sekarang waktu kita). Singkat cerita Dor telah banyak belajar mengenai masa depan dan dapat beradaptasi. Dor diberi bekal sebuah jam pasir besar untuk mengatur waktu sesuai keinginannya. Sampai pada suatu ketika Dor dapat menemukan dua orang yang menjadi misinya, yaitu Sarah Lemon seorang gadis yang ingin waktu cepat berjalan dan dia ingin cepat mati, dan Victor Delamonte seorang pengusaha yang ingin waktu berjalan lebih lambat agar dia dapat hidup lebih lama. Singkat cerita Dor membawa dua orang tersebut ke masa depan dan menunjukkan apa akibat dari keinginan mereka jika benar-benar terkabul. Kesimpulan dari novel ini sangat bagus, "waktu tudak ada yang lambat ataupun cepat, waktu berjalan sesuai dengan adanya".

Menurut jornal's writer, setelah membaca novel ini terdapat sedikit kekurangan. Mitch Albom lemah dalam menjelaskan karakter dalam Novel. Seperti Nim yang tidak dijelaskan apa sebabnya dia menjadi Raja dan membangun menara besar. Menurut kami, karakter ini hanya diambil dari sebuah legenda yang bernama King Nimrod (dalam Al-Qur'an dan Holy Bible ada) yang membangun menara babel. Lalu tidak dijelaskan juga latar belakang Dor seperti apa dan mengapa dia menjadi pintar menghitung pada masa itu.

Tetapi nnovel ini juga mempunyai kelebuhan dalam setting tempat dan temanya. Setting tempat jaman kuno membawa imajinasi para pembaca menjadi kreatif. Sedangkan temanya sesuai untuk mengajarkan apa arti waktu terhadap orang-orang di masa modern ini.

Disamping kekurangan dan kelebihannya, novel ini sangat bagus untuk dibaca, apalagi bagi yang ingin belajar menghargai waktu.  Untuk nilai skala 1 sampai 10, Journal's Writer memberi nilai 7,1. Sekian dulu review buku dari Journal's Writer. Kapan-kapan kita bahas buku yang lain lagi. See You!



Referensi:
  • The Time Keeper (Sang Penjaga Waktu); Penulis: Mitch Albom; Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
  • The Time Keeper; Penulis: Mitch Albom; Penerbit: Hyperion
Sumber Gambar:
  • Google.com. Penulis tidak mempunyai hak cipta apapun dari gambar di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar